KLH Revitalisasi Pusat Studi Lingkungan untuk Perkuat Tata Kelola Berkelanjutan di Daerah
Jakarta, sustainlifetoday.com — Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menegaskan pentingnya revitalisasi peran Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat tata kelola lingkungan di daerah. Langkah ini diharapkan menjadi katalis percepatan implementasi kebijakan berbasis sains menuju pembangunan berkelanjutan.
Revitalisasi PSLH menjadi bagian dari transformasi kelembagaan dan pengetahuan, agar kebijakan lingkungan di seluruh Indonesia dapat dijalankan dengan dukungan ilmiah yang kuat dan sesuai karakteristik wilayah.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan, KLH telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia untuk memperkuat kapasitas riset dan pengelolaan ekosistem.
“Sebelan terakhir saja telah dilakukan penandatanganan kerja sama dengan 48 rektor perguruan tinggi di berbagai wilayah Tanah Air,” ujar Hanif di Jakarta, Kamis (30/10).
Kerja sama tersebut mencakup pembangunan dan penguatan kesatuan riset dan rehabilitasi mangrove di 123 lokasi, yang menjadi wilayah kerja universitas-universitas mitra.
“Kami bersama rektor telah menandatangani kerja sama strategis dalam membangun kesatuan riset lingkungan di 48 wilayah. Program ini akan memperkuat kapasitas akademik dan tata kelola lingkungan di tingkat daerah,” ujar Hanif.
Baca Juga:
- Riset: Gen Z Kritis soal Krisis Iklim, tapi Kecewa pada Aksi Pemerintah
- Bahlil: Penerapan Biodiesel dan Etanol Ciptakan Lapangan Kerja
- WWF Indonesia dan KLH Perkuat Kolaborasi Tangani Pencemaran dan Perubahan Iklim
Ia menambahkan, kolaborasi ini menjadi solusi atas keterbatasan pemerintah daerah dalam hal dukungan teknis, seperti penyusunan rekomendasi lingkungan, evaluasi daya dukung dan daya tampung, serta integrasi kebijakan spasial.
“Selama ini kita terkendala oleh keterbatasan dukungan teknis di daerah. Melalui revitalisasi PSLH, kami berharap kapasitas tata lingkungan di tingkat provinsi dan kabupaten bisa meningkat signifikan,” kata Hanif.
Hanif juga menekankan pentingnya peran ilmuwan daerah dan pusat studi lingkungan di universitas untuk memperkuat kebijakan berbasis data dan konteks lokal.
Inisiatif ini turut mendapat dukungan dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto. Ia menilai kolaborasi ini membuka ruang bagi perguruan tinggi untuk mendarmabaktikan keilmuan sekaligus mengajak mahasiswa memahami realitas lapangan dalam pelestarian lingkungan.
“Pentingnya menjadikan kampus sebagai teladan dalam praktik pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Yakni disiplin dalam pengelolaan sampah, energi, dan inovasi zero waste di lingkungan kampus,” ucap Brian.
Kolaborasi lintas kementerian dan akademisi ini diharapkan menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem riset, kebijakan, dan praktik keberlanjutan yang terintegrasi, dari ruang kelas hingga lapangan.
