Hari Harimau Internasional 2025, Refleksi Bersama untuk Menjaga Ekosistem

Jakarta, sustainlifetoday.com – Hari ini, 29 Juli 2025, dunia kembali memperingati Hari Harimau Internasional, sebuah momentum penting untuk menyoroti kondisi memprihatinkan spesies harimau yang kini semakin terancam punah. Peringatan ini pertama kali ditetapkan pada tahun 2010 dalam KTT Harimau di Saint Petersburg, Rusia, melalui kesepakatan global untuk menyelamatkan harimau dari ambang kepunahan.
Berdasarkan data terbaru dari Global Tiger Forum dan WWF, saat ini hanya tersisa sekitar 5.574 ekor harimau liar di seluruh dunia. Lebih dari 70% di antaranya ditemukan di India, menjadikannya negara dengan populasi harimau terbesar dengan sekitar 3.682 ekor harimau. Sementara itu, negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Kamboja menghadapi tantangan besar karena populasi harimaunya terus menurun drastis.
Status konservasi harimau menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) kini masih berada pada level “Terancam Punah”. Ini artinya, tanpa tindakan nyata dan segera, dunia berisiko kehilangan predator puncak ini dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Penurunan populasi harimau tidak terjadi tanpa sebab. Sejumlah faktor penyebab utama antara lain:
- Hilangnya habitat akibat deforestasi, ekspansi perkebunan sawit, pertambangan, dan pembangunan pemukiman.
- Perburuan liar untuk kulit, tulang, dan bagian tubuh lainnya yang digunakan dalam obat tradisional.
- Konflik dengan manusia, terutama saat harimau memangsa ternak warga, yang sering berujung pada pembunuhan balasan.
- Eksploitasi di kebun binatang, sirkus, dan pemeliharaan ilegal, yang membuat harimau tidak bisa menjalani hidup secara alami.
Tragisnya, harimau yang ditahan dalam penangkaran seringkali hidup dalam kandang yang ukurannya 40.000 kali lebih kecil dari habitat asli mereka di alam liar.
Meskipun ancamannya besar, bukan berarti harimau tidak bisa diselamatkan. India menjadi contoh nyata keberhasilan konservasi melalui program Project Tiger, yang sejak diluncurkan pada 1973 berhasil menggandakan populasi harimau dalam dua dekade terakhir. Tahun ini, India mencatatkan dirinya sebagai rumah bagi tiga perempat populasi harimau dunia.
Baca Juga:
- 41 Perguruan Tinggi Dilibatkan dalam Program Kampus Ramah Sampah
- PLN Gandeng Alfamart Bangun Jaringan SPKLU Nasional
- Dukung Ekosistem Sungai, BRI Peduli dan Sungai Watch Revitalisasi Tukad Badung
Taman Nasional Manas di negara bagian Assam, India, menjadi salah satu kisah inspiratif. Pada tahun 2010, hanya tersisa delapan ekor harimau di sana. Namun berkat patroli ketat, pelibatan masyarakat lokal, dan penggunaan teknologi seperti kamera jebak, populasinya kini telah meningkat lebih dari tujuh kali lipat.
Tema Hari Harimau Internasional tahun 2025 adalah “Securing the future of Tigers with Indigenous Peoples and Local Communities at the heart”. Tema ini menegaskan pentingnya melibatkan masyarakat adat dan komunitas lokal sebagai garda depan perlindungan harimau dan hutan tempat mereka tinggal.
Di berbagai tempat, pendekatan ini terbukti efektif. Ketika masyarakat dilibatkan dalam pengawasan hutan, konflik berkurang, dan kesadaran konservasi tumbuh.
Harimau bukan sekadar simbol kekuatan. Keberadaannya menjadi indikator kesehatan ekosistem. Melindungi harimau berarti menjaga hutan, air, iklim, dan keanekaragaman hayati yang menopang kehidupan manusia juga.
Sebagai bagian dari masyarakat global, kita semua punya peran dalam pelestarian harimau:
- Dukung organisasi konservasi yang kredibel
- Kurangi konsumsi produk hasil deforestasi
- Suarakan pentingnya perlindungan satwa liar di media sosial
- Dorong kebijakan yang berpihak pada konservasi
Hari Harimau Internasional bukan hanya tentang mengenang hewan yang megah, tapi tentang komitmen jangka panjang untuk memastikan mereka tetap berkeliaran di alam liar, bukan hanya sebagai gambar di buku sejarah.